Tuesday, December 18, 2012

Seri Khutbah Jum’at

BERJIWA BESAR DGN MENGHARGAI PERBEDAAN
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ؛. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

…dalam da'wah penyebaran Islam tidak boleh ada kekerasan, pemaksaan, pemerasan, penipuan, pembohongan, teror dan intimidasi, iming-iming dan bujuk rayu, apalagi cara-cara keji seperti penculikan, hipnotis dan hamilisasi….
Firman Allah SWT dlm surat Hud ayat 118 :
Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka akan senantiasa berbeda. Ini adalah ayat Pluralitas yang menegaskan bahwa kebhinekaan dalam kehidupan umat manusia adalah suatu keniscayaan. Keragaman prilaku keagamaan, adat istiadat, ras, suku bangsa dan bahasa merupakan Sunnatullah yang tak bisa dihindarkan.
Dalam surat Al-Hujurat ayat 13, dengan tegas Allah SWT menyatakan bahwa penciptaan manusia yang terdiri dari pria dan wanita, serta kemajemukannya sebagai puak dan suku bangsa adalah untuk saling mengenal.
Islam adalah agama dakwah untuk semua umat manusia, sehingga harus disebarluaskan ke seluruh dunia. Namun demikian, Islam sangat menjunjung tinggi kebebasan beragama. Dalam Islam tidak boleh ada paksaan dalam beragama. Dengan tegas Allah SWT membuat aturan dalam surat Al-Baqarah ayat 256 bahwa tidak boleh ada seorang pun yang dipaksa untuk memeluk agama Islam. Karenanya, dalam da'wah penyebaran Islam tidak boleh ada kekerasan, pemaksaan, pemerasan, penipuan, pembohongan, teror dan intimidasi, iming-iming dan bujuk rayu, apalagi cara-cara keji seperti penculikan, hipnotis dan hamilisasi.
Islam adalah agama haq yang datang dari Allah SWT, sehingga harus menjadi pilihan setiap manusia dan wajib diikuti. Allah SWT mewajibkan setiap manusia untuk memilih iman dan menolak kekafiran. Namun demikian, kewajiban bukan paksaan, sehingga setiap orang bebas memilih iman atau kekafiran, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Kahfi ayat 28. Tentu saja dengan ketentuan, barangsiapa yang telah memilih iman, maka tidak ada jalan lagi baginya untuk melepaskannya. Itulah karenanya, Islam tidak mentoleransi murtad dan pemurtadan dari ajaran Islam. Mereka yang memilih iman berarti benar dan menang, sedang mereka yang memilih kekafiran berarti salah dan kalah.
Islam adalah agama kebebasan yang hakiki. Dalam ajaran Islam, setiap orang bebas untuk meyakini kebenaran agamanya, sebagaimana ia bebas pula untuk menolak kebenaran agama lain yang tidak diyakininya. Islam melarang umatnya untuk memaksa penganut suatu agama untuk mengakui kebenaran agama lain yang tidak dianutnya. Namun demikian, tidak boleh menghina, mencerca dan mencaci-maki agama lain yang tidak diyakininya tersebut. Islam menolak segala bentuk penistaan, penodaan dan pelecehan suatu agama, apa pun agama tersebut. Allah SWT melarang keras umat Islam menghina atau mencerca agama lain beserta sesembahannya.
Tuntunan Qur'ani tentang pluralitas sangat indah dan menakjubkan. Inilah yang diajarkan Rasulullah SAW kepada umatnya. Hubungan Nabi SAW dengan orang-orang di luar Islam sudah terjalin sejak lama. Pada awal beliau mendapat risalah, beliau sudah berkomunikasi dengan Waroqoh bin Naufal, seorang Pendeta Nashrani di Mekkah. Saat para shahabat mendapat tekanan keras dari kalangan Kafir Quraisy, Nabi SAW tidak sungkan mengirim mereka mendapatkan suaka dari seorang Raja Nashrani di Habasyah (Ethiopia). Dan beliau sendiri mendapat suaka dari seorang pemuka Kafir Musyrik Quraisy, Muth'i'm bin 'Adi, untuk masuk kembali ke kota Mekkah tatkala ditolak di Thaif.
Dan saat beliau di Madinah, beliau sering berdialog dengan para pemuka Yahudi. Selain itu, dalam rangka menjaga hubungan antar umat beragama di Madinah, Nabi SAW pun membuat Piagam Madinah, yaitu suatu piagam yang berisikan nilai, norma, hukum dan aturan hidup dalam kebhinekaan dan kemajemukan masyarakat Madinah kala itu.
Di Mekkah mau pun Madinah, Nabi SAW sudah terbiasa bermu'amalah dengan orang-orang di luar Islam. Bahkan suatu ketika Nabi SAW pernah bersabda : "Man Adzaa Dzimmiyyan Fa Ana Khoshmuhu, Khoosamtuhu Yaumal Qiyaamah" (Barangsiapa yg menyakiti / mengganggu Kafir Dzimmi, maka aku jadi musuhnya, niscaya aku musuhi dia di Hari Qiyamat). Subhanallah! Luar Biasa! Seorang Nabi mengancam untuk memusuhi umatnya sendiri jika mengganggu umat agama lain tanpa haq! Ini merupakan puncak penghargaan Nabi SAW terhadap pluralitas.

Dalam urusan amar ma'ruf nahi munkar kaum muslimin tidak lagi menempatkan dirinya pada posisi yang benar. Dengan kata lain, cara-cara yang ditempuh tidak sejalan dengan sunnah Nabi saw. Yakni cenderung brutal dan menghalalkan segala cara. Artinya, ketika akan meluruskan kesalahan, ternyata cara yang diambil justeru bertentangan dengan Islam. Jadi, membenarkan kesalahan dengan kesalahan. Dan dalam organisasi dakwah justru merebaknya penyakit sombong:
  1. kesombongan intelektual=absolutisme
    merasa dirinya lebih pandai, banyak pengetahuannya, banyak buku-buku yang dimiliki. Implikasinya akan merendahkan orang lain, menganggap orang lain tidak sebanding dengannya.
  2. kesombongan sosial=eksklusivisme
    merasa dirinya dan kelompoknya terhormat, mempunyai banyak jama'ah, bangga dipanggil kyai-haji-ustadz dan orang lain diluar kelompoknya dianggap sesat. Implikasinya merusak ukhuwah.
  3. kesombongan emosional=fanatisme
    merasa diri dan kelompoknya lebih banyak amalnya, merasa lebih saleh, lebih banyak hafalan qur'an dan hadits. Imlikasinya tidak menghargai pendapat orang lain dan yang paling benar pendapatnya dan kelompoknya
  4. sifat berlebihan/dhiya dalam mental=ekstrimisme
    keras dalam berpendapat-pedas dalam berdebat. Kaku dalam hubungan bermasyarakat dan lebih tertutup dalam interaksi dengan orang lain di luar jama'ah/kelompoknya.
  5. sifat berlebihan dalam fisik= agresivisme
    bertindak anarkhis bila tidak sesuai dengan pendapatnya, mudah menyerang.
Manusia yang BERJIWA BESAR adalah manusia yang mampu menghargai pendapat dan keyakinan orang lain sekalipun berbeda dengan pendapat dan keyakinannya. Sedangkan manusia yang berjiwa kerdil adalah manusia yang tidak mau mendengar dan menerima pendapat orang lain karena merasa dirinyalah yang paling benar.
Saat ini, kita mengalami krisis penghargaan terhadap orang lain, krisis menghormati orang lain, krisis hormat kepada yang lebih tua dan menyayangi kepada yang lebih muda.
Beda pendapat atau beda kelompok disebut sesat, kafir, neraka, dan kata-kata lain yang bersifat provokatif, padahal nabi dan shahabat tidak pernah mencaci maki orang yang tidak sependapat. Lihatlah contoh debat antara Abu Bakar dan Umar tentang hukum bagi yang inkar zakat, lihat pula indahnya antara Imam Malik dan Imam Syafi'I tentang do'a qunut.
Ketika dakwah tidak diterima dengan orang yang beda agama, katakan: "lakum dinukum waliyadin". Ketika dikhianati anggotanya katakan: "inni bari-un min ma ta'malun". Dan jika beda pendapat atau paham katakan: "lana a'maluna wa lakum a'malukum".

Semoga kita menjadi orang-orang yang berjiwa besar dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan menghargai pendapat orang lain. Dan semoga kita semua termasuk orang-orang yang lurus di jalan Allah. Amien.
جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ اْلفَائِزِيْنَ اْلآمِنِيْنَ * وَأَدْخَلَنَا وَإِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ * فَقَدْ قَالَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ * أعـوذبـالله من الـشــيـطان الـرجـيم * بســم اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ * يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَآفَّةً وَلاَ تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينُُ* َقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ *

------------------------------------------------------------------

 

اَلْحَمْدُ ِللهِ اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي بَشَّـرَ الْمُتَّقِيْنَ بِأَنَّ لَهُمُ الْحُسْـنَى فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِـرَةِ * أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَـرِيْكَ لَهُ شَـهَادَةً مُعْـتَرِفٍ بِالْعَجْزِ وَالتَّقْصِيْرِ فِي طَاعَتِهِ الْمُنْجِيَةِ الْمُسِرَّةِ * وَأَشْـهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُـوْثُ بِالرِّسَالَةِ الْمُـنِيْرَةِ * أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَأَشْـكُرُوْهُ عَلَى النعمة
*
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ تَعَالَى أَمَرَكُمْ أَمْرًا عَمِيْمًا * فَقَالَ جَلَّ جَلاَلُهُ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ* يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا * اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ* وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ * وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ * وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ * اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بالإِيـْمَانِ* وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْم

No comments:

Post a Comment