Friday, May 18, 2012

MODEL PEMBELAJARAN AL-QUR'AN HADITS

Ketika mendengar nama salah satu pelajaran yang ada di madrasah ataupun di pesantren, yakni pelajaran Al-Qur’n Hadis, mungkin akan terbayang di benak kita sebuah pelajaran yang membosankan dan menjemukan. Ya, pantas saja kesan tersebut segera menyeruak dalam benak kita. Sebab, selama ini pelajaran tersebut memang disampaikan dengan cara dan metode yang membosankan. Dari dulu sampai sekarang, cara yang ditempuh oleh ustaz yang mengampu mata pelajaran tersebut hanya itu-itu saja, nyaris tidak ada perubahan sama sekali. Membaca ayat atau hadis, mendengarkan ceramah ustaz yang menjemukan dan membuat ngantuk, atau menghafal rangkaian ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi yang entah untuk apa gunanya. Itulah rangkaian rutinitas pembelajaran Al-Qur’an Hadis yang selama ini terjadi. Melihat tradisi pembelajaran Al-Qur’an Hadis yang barusan disebut, pantas dan sangat wajar jika murid-murid merasa jenuh dan bosan.

2 MODEL TURUNNYA ALQUR'AN

Turunnya Al-Qur'an terbagi menjadi 2 macam:

1. Ibtidaiyah, yaitu ayat yang turun tanpa di dahului suatu sebab tertentu dan kebanyakan ayat Al-Qur'an termasuk jenis ini, diantaranya firman Allah 'azza wa jalla

وَمِنْهُمْ مَنْ عَاهَدَ اللَّهَ لَئِنْ آتَانَا مِنْ فَضْلِهِ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ الصَّالِحِينَ

"Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang shalih" (At-Taubah: 75)

Tuesday, May 15, 2012

BERUSAHA MENJADI GURU EFEKTIF

Ketika penulis duduk di bangku SMP dan MAN masih ingat sampai sekarang bahwa ada istilah guru killer, guru ndagel/mloto, guru sadis, guru judes, dan guru cuek. Bahkan ketika tahu akan ada pelajaran yang diampu guru tertentu terasa malas masuk sekolah, tidak bersemangat, begitu ada suara/langkah guru akan masuk kelas terasa malaikat maut sudah datang. Sebutan guru killer merupakan gambaran guru yang pelit nilai, galak, tidak ada rasa humor, dan  adanya rasa takut tidak berani menatap wajah guru sehingga terasa kaku dan murid merasa bahagia apabila jam pelajaran selesai, nafas baru lega. Sedangkan guru ndagel adalah pembawaan guru di kelas yang santai, lucu, tidak pernah memberikan tugas, yang terpenting murid senang dengan cara mengajar guru tanpa menuntut materi pelajaran apakah sesuai dengan kurikulum atau tidak, yang penting happy.